Konten [Tampil]
Tuntutan terbesar menjadi seorang ibu adalah mengasah, mengasihi dan mengasuh anak. Hal ini memang sangat membahagiakan, namun ada kalanya ibu merasa kewalahan. Kewalahan yang dirasakan bisa disebabkan karena parental burnout.
Baik ibu rumah tangga maupun ibu bekerja pasti ada titik dimana ibu merasa sangat lelah, baik fisik dan mental, juga merasa kewalahan dalam menjalankan peran.
Khususnya ibu rumah tangga, yang bisa disebut menghabiskan waktunya untuk menjalankan peran ibu di rumah, juga bisa dan sangat memungkinkan mengalami burnout.
Selain tugas domestik, ibu juga harus berhadapan dengan anak di berbagai situasi. Kurangnya ilmu parenting yang dimiliki ibu bisa menyebabkan kelelahan yang berkepanjangan dan stres, hingga mengabaikan kebutuhan diri dan akibatnya mengalami parental burnout.
Apa itu Parental Burnout?
Dilansir dari web SiloamHospital, sebuah studi yang dilakukan oleh Prof. Mikolajczak dari Université Catholique de Louvain di Belgia, menjelaskan bahwa parental burnout adalah sebuah kondisi yang timbul karena stres dan kelelahan jangka panjang, yang berujung pada perasaan berat saat mengasuh anak, bahkan merasa jauh secara emosional dengan anak.Terdapat empat tahapan kondisi kelelahan yang dirasakan, yaitu :
- Lelah menjadi peran sebagai orang tua
- Perbedaan kondisi antara ibu saat ini dan sebelumnya
- Muak menjadi orang tua
- Menjaga jarak secara emosional dengan anak
Studi menunjukkan bahwa parental burnout memiliki konsekuensi lebih buruk dibandingkan job burnout. Ketika merasa burnout, karyawan bisa mengundurkan diri dari perusahaan. Namun jika ibu merasa burnout, ibu tidak mungkin bisa mengundurkan diri dari peran dan tugas mereka sebagai orang tua.
Dilansir dari artikel pada website RS Permata, sebuah penelitian mengatakan, tuntutan sebagai orang tua yang bisa menjadi faktor resiko terjadinya burnout antara lain :
- Perfeksionis
- Kurang mampu mengelola emosi dengan baik
- Kurangnya pengetahuan pola pengasuhan anak
- Dukungan keluarga yang kurang
- Menanggung beban mengasuh anak bersamaan dengan pekerjaan
Momen mengasuh anak memang pengalaman yang menyenangkan khususnya bagi seorang ibu. Cita-cita seorang ibu adalah dapat melihat dan menemani tumbuh berkembang anak seiring waktu. Namun, terkadang rasa jenuh dan kewalahan saat mengurus anak juga muncul.
Tak dipungkiri, mengasuh anak sangat melelahkan, apalagi bagi ibu baru sepertiku. Mulai dari sering terbangun di malam hari untuk menyusui, menyiapkan mpasi yang sebelumnya belum pernah ada pengalaman memasak untuk bayi dan banyak hal lainnya yang membuatku cukup kewalahan menjalani peran ibu.
Namun karena stigma masyarakat manjadi ibu itu harus serba bisa, harus kuat, tidak boleh sakit, membuat hal-hal yang tidak nyaman akhirnya kita pendam sendiri. Inilah yang menjadi salah satu pemicu stres pada ibu dan berujung menjadi parental burnout.
Gejala Parental Burnout pada Ibu
Beberapa gejala yang dapat timbul pada ibu yang mengalami parental burnout adalah sebagai berikut:- Merasa sangat lelah baik mental maupun fisik
- Terkuras secara emosional
- Perasaan kosong, kebingungan, dan sulit berkonsentrasi (kondisi ini sering disebut sebagai brain fog)
- Mudah marah
- Sering lupa
- Merasa terisolasi dan putus asa
- Gangguan tidur dan nafsu makan
- Merasa bersalah atau merasa tidak menjadi orang tua yang baik
- Merasa tidak terkoneksi dengan anak dan adanya perasaan muak
- Menjaga jarak secara emosional dengan anak
Tidak hanya berdampak pada pengasuhan anak dan mental anak, parental burnout juga dapat mempengaruhi hubunganmu dengan pasangan. Efek mentalnya dapat menyebabkan gangguan dalam komunikasi dan emosi yang tidak stabil. Alhasil, pasangan sering mengalami miskomunikasi, perbedaan argumen, hingga kebencian.
Cara Mengatasi Parental Burnout Ibu
Banyak faktor yang bisa menjadi penyebab parental burnout pada ibu, apalagi jika memiliki anak lebih dari satu. Berikut adalah beberapa cara untuk mencegah dan mengatasi parental burnout:1. Mencari sumber penyebab
Orang tua perlu melihat lebih bijak lagi apa yang membuat mereka merasa lelah secara fisik dan mental dalam mengasuh anak. Apakah ada tuntutan dalam diri sendiri atau dari lingkungan? Bila sudah mengetahui sumber penyebab parental burnout, hindari atau tangani sumber pemicunya.2. Jangan membandingkan diri
Masih berkaitan dengan poin pertama di atas, sumber penyebab terjadinya parental burnout bisa berasal dari diri sendiri, yaitu suka membandingkan diri dan terlalu perfeksionis.Membandingkan diri dengan pencapaian orang lain bisa mengakibatkan stres juga kekecewaan. Begitu pula jika terlalu perfeksionis dalam menjalani peran sebagai ibu, akan menyebabkan beban yang sangat besar dan berujung pada stres dan burnout.
3. Meminta bantuan
Jangan sungkan untuk meminta bantuan. Jika dirasa diri sudah tidak sanggup atau kewalahan dalam urusan anak, mintalah bantuan.Diskusikan hal ini dengan suami. Karena suami juga memiliki peran dan andil dal pengasuhan anak. Jika dirasa masih kurang, mintalah bantuan keluarga untuk mengasuh anak. Bisa juga solusi lain seperti menyewa sister untuk merawat anak atau menitipkan anak pada day care.
Jika kalian merasa masih butuh bantuan, segera kunjungi psikolog terdekat untuk meminta solusi untuk diri sendiri.
4. Self care
Self care adalah cara untuk melakukan hal-hal atau kegiatan yang membuat ibu bahagia. Melakukan perawatan untuk diri sendiri juga memenuhi kebutuhan diri termasuk dalam self care. Salah satu upaya untuk mengatasi parental burnout adalah dengan menjadi ibu yang bahagia.5. Ikut support group atau komunitas ibu
Memang tidak ada sekolah untuk Ibu. Padahal menjadi ibu harus terus belajar dan upgrade ilmu. Untuk itu, support system adalah hal penting bagi ibu. Memiliki teman yang memiliki banyak pengalaman serta ilmu yang bisa dibagikan adalah energi baru bagi ibu.Ibu bisa membagikan keluh kesah serta mencari solusi untuk masalahnya pada sesama ibu yang sudah berpengalaman dan mungkin memiliki ilmu yang mumpuni.
Baik ibu rumah tangga maupun ibu bekerja sangat rentan mengalami parental burnout yang disebabkan oleh beberapa faktor.
Oleh sebab itu, kenali gejala parental burnout, cari sumber penyebab, lalu atasi parental burnout agar tidak berkembang menjadi gangguan mental yang lebih parah.
Jangan sampai karena mengalami parental burnout, kita menggoreskan luka pengasuhan pada anak-anak yang dapat mempengaruhi tumbuh kembangnya.
Baca artikel selanjutnya tentang luka pengasuhan, ciri dan cara menyembuhkannya!
Semoga bermanfaat!
Sumber:
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/parental-burnout-lebih-dari-sekadar-stres-biasa
https://www.halodoc.com/artikel/penyebab-burnout-yang-dialami-oleh-ibu-rumah-tangga
https://health.grid.id/read/353632636/burnout-rentan-dihadapi-ibu-saat-mengurus-anak-tanda-harus-segera-healing?page=all
https://www.rspermata.co.id/articles/read/cegah-dan-atasi-parental-burnout
https://mentarianakku.com/2023/09/22/mengenal-parental-burnout-dan-cara-mengatasinya/
Penutup
Menjadi orang tua memang tidak mudah, kelelahan mengurus anak sangat mungkin terjadi dan di alami oleh orang tua, khususnya para ibu.Baik ibu rumah tangga maupun ibu bekerja sangat rentan mengalami parental burnout yang disebabkan oleh beberapa faktor.
Oleh sebab itu, kenali gejala parental burnout, cari sumber penyebab, lalu atasi parental burnout agar tidak berkembang menjadi gangguan mental yang lebih parah.
Jangan sampai karena mengalami parental burnout, kita menggoreskan luka pengasuhan pada anak-anak yang dapat mempengaruhi tumbuh kembangnya.
Baca artikel selanjutnya tentang luka pengasuhan, ciri dan cara menyembuhkannya!
Semoga bermanfaat!
Sumber:
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/parental-burnout-lebih-dari-sekadar-stres-biasa
https://www.halodoc.com/artikel/penyebab-burnout-yang-dialami-oleh-ibu-rumah-tangga
https://health.grid.id/read/353632636/burnout-rentan-dihadapi-ibu-saat-mengurus-anak-tanda-harus-segera-healing?page=all
https://www.rspermata.co.id/articles/read/cegah-dan-atasi-parental-burnout
https://mentarianakku.com/2023/09/22/mengenal-parental-burnout-dan-cara-mengatasinya/
Artikel ini pasti banyak di cari dan tentu akan sangat bermanfaat bagi banyak ibu yang mungkin merasa kewalahan dengan tugas pengasuhan. Apalagi penjelasan tentang parental burnout pada ibu dan cara mengatasinya sangat relevan dan membantu :D Thanks mba
ReplyDeleteKondisi yang rentan terjadi pada ibu2 termasuk saya, nih
ReplyDeleteUsia anak remaja yang lagi "banyak2nya tingkah" hehee
Smogaa para ibu dikasi "power" untuk tetap waras, tetep bisa kontrol emosi
bisa membahagikan anak, keluarga dan tentu saja diri sendiri
Memang benar saya akui sih, kerjaan seorang ibu memang berat, ada saja banyak kerjaannya, mengurus anak, pekerjaan rumah, dll. Pastinya benar burnout pastinya akan ada. Cuma ya memang benar, tinggal manajemen diri saja, sebisa mungkin mental health juga harus diperhatikan.
ReplyDeleteWaduh...semoga para Ibu diberi kekuatan nih, supaya engga parental burnout. Ngeri juga ya kalau sampe muak menjadi orang tua. Semoga ada grup-grup support ya buat Ibu yang lagi burn out & sama-sama mencari solusi.
ReplyDeleteMenjadi ibu rumah tangga itu memang berat tugasnya. Segala urusan domestik bisa saja semua harus ditangani oleh seorang ibu. Makanya ada istilah, waktu 24 jam sehari tidak akan Cukup. Banyaknya urusan membuat ibu sering tertekan dan akhirnya bisa stress.
ReplyDeleteJadi harus dicari solusinya. Misalnya jangan dipendam sendiri kalau ada masalah. Gabung komunitas dan saling sharing akan sangat membantu
Nggak bisa resign. Tapi kemudian banyak ibu yang menelantarkan anak. Mungkin salah satu penyebabnya adalah karena parental burnout ini ya. Seolah lepas tangan aja gitu sama anaknya.
ReplyDeleteAsli masalah ini nyata. Bahkan bagi ibu rumah tangga di mana suami juga kerja di rumah pun enggak otomatis bebas dari masalah burnout. Butuh banget pengertian dari sekitar, dukungan, komunikasi yang baik, serta membuat standar yang realistis agar bisa teratasi
ReplyDeleteKalau baca artikel seperti ini tuh suka merinding saya. Kebayang gimana bahayanya jika hal ini terjadi pada ibu. Gak cuma ngefek ke ibu yang bersangkutan tapi juga bisa menular ke seluruh anggota keluarga. Terasa ya pentingnya ME TIME. Supaya mental dan fisik ibu bisa terus terjaga kesehatannya.
ReplyDeletebagus banget tulisannya Mbak Sendy
ReplyDeleteBanyak orang mikir bahwa jadi orangtua. khususnya sebagai ibu tuh mudah
Ditambah banyaknya stigma bahwa ibu rumah tangga harus begini harus begitu
Gak heran ibu rumah tangga berpotensi stress berat
Menjadi orangtua, terutama ibu, bikin kita akan terus belajar. Tapi jangan lupa juga untuk jeda sejenak, karena kita pun butuh istirahat agar tetap waras. Huhuhu. Support system tuh penting banget, dari pasangan, komunitas, atau bahkan dari mereka- anak-anak kita. Peluksss semua ibu-ibu~
ReplyDeleteTugas seorang ibu itu berat, memang gak bisa dianggap remeh. Jadi sebisa mungkin harus ada penyegaran dan membuat ibu bahagia ya. Semangat selalu para ibu
ReplyDeletePernah ada di fase Parental Burnout.
ReplyDeleteKarena aktivitas yang monoton setiap hari, selain bosen juga ngerasa ga berguna. Huhuhu, ga enak banget karena ada perasaan gak menghasilkan.
Tipsnya iya banget.
Aku jadi kebantu dan jauh dari nethink sejak bergaul di circle yang aku butuhin. Waktu itu, aku bergabung ke Ibu Profesional dan bertemu banyak sahabat yang saling menguatkan. Alhamdulillah~
jadi IRT emang pernah banget aku ngalami Parental Burnout. stres saat anak pertama lahir, jauh dari keluarga, asli vertigo juga muncul hahah... perlu banget banyak ilmu biar makin happy
ReplyDeletewah sangat bermanfaat, terima kasih sudah berbagi ya kak :D
ReplyDelete