Konten [Tampil]
Pertanyaan yang sering muncul dalam kepalaku tentang apa, kenapa, dan bagaimana dalam menghadapi anak yang tidak mau mendengarkan saat diminta untuk tidak melempar mainan, menghabiskan makanan, segera mandi dan masih banyak lagi, mendorongku untuk membaca buku Seni Berbicara Pada Anak, Panduan Mendidik Anak Tanpa Ngegas!.
Karena sejak awal menjadi stay at home mom, alias ibu rumah tangga, setelah memutuskan resign dari karir yang ku jalani selama 9 tahun lamanya, aku merasa kewalahan dan payah menghadapi putriku. 24 jam menghadapi tingkah lakunya tidak jarang membuatku harus bicara ngegas, bahkan berteriak. Padahal putriku belum genap berusia 2 tahun saat itu. Mungkin karena aku yang masih fakir ilmu ini belum paham tentang karakter anak di tiap tahapan usia dan cara menaklukkannya.
Dan buku ini memberikan panduan untuk para orangtua cara berkomunikasi dengan anak. Serta cara agar dapat menjalin hubungan yang menyenangkan dengan berbagai karakter anak mulai dari usia 2 tahun sampai 7 tahun. Karekteristik tersebut yaitu; anak usia 2 tahun yang tidak bisa diajak bekerja sama, si 3 tahun yang kasar, si 4 tahun yang galak, si 5 tahun yang tidak bisa diatur, si 6 tahun yang egois dan si 7 tahun yang tidak patuh.
Wah, pas banget nih dengan kebutuhanku yang masih sering ngegas saat berbicara pada anak. Ternyata, berbicara pada anak agar perkataan kita bisa diterima dan dicerna dengan baik itu ada seninya, toh??
Tentang buku Seni Berbicara Pada Anak
Judul Buku: Seni berbicara Pada Anak, Panduan Mendidik Anak Tanpa Ngegas.Penulis: Joana Faber dan Julie King
Jumlah Halaman: 406
Tahun Terbit: 2020
Penerbit di Indonesia: PT Bhuana Ilmu Populer
ISBN 978-623-216-595-3
Harapan penulis, buku ini bisa menjadi referensi ide bagi orangtua dalam pola asuh. Sehingga anak menjadi mandiri, mampu bekerja sama, dan memiliki hubungan yang erat dengan orang terdekatnya, yaitu orangtua, saudara kandung, teman sebayanya dan juga guru. Untuk mewujudkan harapan tersebut, buku ini menjelaskan peralatan penting yang harus diketahui orangtua untuk menghadapi anak-anak.
Buku ini disajikan dalam 2 bagian. Bagian pertama berisi peralatan dasar yang harus dimiliki orangtua untuk meghadapi anak yang mengamuk. Bagian kedua akan menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi dalam membesarkan anak usia dini serta menunjukkan cara kreatif dan tidak biasa dalam menggunakan peralatan dasar itu.
Kali ini, aku akan fokus membahas bagian pertama buku ini, yaitu peralatan penting yang harus dimiliki orangtua untuk menghadapi anak. Apa aja sih peralatan itu? Yuk, bahasa satu per satu..
Kotak Peralatan Penting Orang Tua
Hal pertama yang sangat penting dan harus dilakukan orangtua adalah peduli pada perasaan anak. Kebanyakan dari kita sangat mudah mengakui perasaan positif dan jarang, mungkin bahkan tidak mau mengakui perasaan negatif. Kita ingin mengoreksinya dan menghilangkannya karena sifatnya yang negatif. Padahal saat perasaan negatif itu diakui, maka sang pemilik rasa cenderung akan merasa lega.Kita tidak bisa memperlakukan anak-anak seperti orang dewasa, karena mereka masih butuh pengakuan agar mereka sendiri paham atas emosi mereka. Anak akan merasa dihargai perasaannya jika kita bisa mengakui dan menerima perasaan negatif mereka. Ini adalah cara dan prinsip yang benar agar anak bisa diajak bekerja sama.
Peralatan Mengatasi Emosi Anak
Peduli dengan perasaan anak berarti kita harus mampu memahami perasaan mereka. Saat perasaan anak sedang tidak baik, mereka tidak bisa berperilaku baik. Maka mengakui perasan anak adalah peralatan untuk mengatasi emosi anak.
Mengakui perasaan anak tidak hanya dilakukan dengan kata-kata, namun juga bisa melalui tulisan dan seni. Bahkan dengan perhatian (yang hampir) tanpa suara. Wah, gimana tuh caranya mengakui perasaan hampir tanpa suara?? Yaitu, memberi respon dengan cara sangat minimalis, cukup dengan "Huh." atau "Mmm.". Keren ya, Gaes!
Selain dengan cara mengakui perasaan, peralatan lain yang harus kita siapkan yaitu menyiapkan fantasi untuk mengatasi emosi anak. Berikan dalam fantasi yang tidak dapat diberikan dalam realistis. Bingung ga maksudnya gimana??? Nih, aku kasih satu contohnya, “Seandainya kita masih bunya waktu sejuta jam lagi untuk bermain!”.
Peralatan untuk Menjalin Kerja Sama
Anak-anak pasti suka dengan kesenangan. Cara untuk menjalin kerja sama yang baik dan penuh kesenangan adalah dengan cara mengajak mereka bercanda. Bercanda disini misalnya membuat suatu permainan untuk mengajak anak membersihkan mainan yang berhamburan. Bisa juga dengan membuat benda mati seakan berbicara. Atau dengan menggunakan suara dan logat yang konyol sehingga membuat mereka tertawa dan tertarik untuk mengikuti instruksi.
Hargai terlebih dahulu apa yang sudah anak lakukan sebelum mengoreksinya. Gunakan kata ganti orang pertama "Saya" saat mengungkapkan kekecewaan atau kemarahan, bukan menggunakan kata “kamu (sebagai orang kedua)”. Dan yang terakhir, ungkapkan kemarahan dengan kalimat yang ringkas.
Peralatan untuk Menyelesaikan Konflik
Agar anak tidak selalu terlibat konflik yang panjang dan agar anak mampu mengatasi konflik yang terjadi saat bersamaan teman sebayanya, maka kita harus membantunya menyelesaikan konflik tersebut.
Peralatan yang dibutuhkan yaitu ungkapan perasaan dengan jelas. Jelaskan bahwa kita tidak senang seseorang melakukan perbuatannya buruk yang dilakukan anak, contohnya saat anak mendorong temannya. Setelah itu beritahu cara untuk memperbaiki kesalahan. Atau kita juga bisa menawarkannya pilihan.
Saat memberitahu hal-hal tersebut, ingatlah untuk bertindak tanpa menghina. Poin yang sangat penting dalam menyelesaikan konflik yaitu, turunkan ekspetasi. Hargai setiap konflik, jangan meremehkan masalah. Karena sekecil apapun konflik, bagi anak adalah masalah besar. Dam jangan lupa untuk menyingkirkan penyebab masalah sementara (benda).
Peralatan untuk Memberi Pujian dan Penghargaan
Dalam hal memberi pujian dan penghargaan pada anak juga harus ada caranya. Karena jika kita tidak tepat saat memberikan pujian, akan memiliki dampak negatif pada anak. Misalnya, anak akan selalu melihat pada hasil, bukan proses. Sehingga ketika hasil yang didapatnya tidak sesuai keinginan, anak akan merasa frustasi.
Peralatan yang harus disiapkan untuk memberikan pujian dan penghargaan yang benar adalah mendeskripsikan. Kita sebaiknya mendeskripsikan apa yang kita lihat. Mendeskripsikan dampak perbuatan pada orang lain dan jangan lupa mendeskripsikan usaha serta kemajuannya.
Poin yang sangat penting untuk memberikan pujian dan penghargaan pada, yaitu ajukan pertanyaan daripada sekedar memuji. Lebih baik mengakui perasaanya dari pada sekedar memberi pujian. Dan hindari memuji sambil membandingkan.
Nah, itulah peralatan dasar yang sangat penting dan harus orangtua miliki untuk menghadapi anak. Bagi orangtua yang mengalami kesulitan dalam memahami anak-anak yang belum sepenuhnya bisa berkomunikasi dengan baik dan logis, buku ini akan sangat membantu untuk mengatasi masalah komunikasi dengan anak.
Tentu penjelasan lengkap dapat dibaca lebih detail di buku ini. Karena banyak sekali contoh dari hasil diskusi bersama kelompok parenting yang juga belajar memahami pendidikan anak usia dini. Sebenarnya, ada beberapa bab yang belum aku bahas di bagian pertama ini, nantikan di artikel selanjutnya ya. Hehe.
Buku Seni Berbicara Pada Anak ini banyak mengangkat pengalaman kisah nyata sebagai contoh kasus. Dan contoh-contoh ini relevan dengan yang kita alami. Selain itu, terdapat gambar ilustrasi komik yang juga diangkat sebagai contoh kasus. Sangat menarik! Penambahan ilustrasi gambar membuat pembaca tidak jenuh membaca buku dengan ketebalan 406 halaman ini.
Menurutku, ada sedikit kekurangan dari buku Seni Berbicara Pada Anak, yaitu pemilihan kata yang kurang pas. Karena buku ini merupakan terjemahan dari buku aslinya yang berjudul "How To Talk So Little Kids Will Listen". Terkadang aku membutuhkan tambahan waktu untuk memahami maksud dari penyampaian, tak jarang aku mengulang bacaan mulai dari awal paragraf agar benar-benar paham. Tapi mungkin aku yang memang loading-nya lama ya, gaes. Hehe..
Untuk orangtua baru sepertiku, yang masih sedikit sekali pengalaman dalam mengasuh anak, Buku Seni Berbicara Pada Anak, Panduan Mendidik Tanpa Ngegas! ini adalah buku parenting yang wajib dijadikan bacaan. Berisikan panduan berkomunikasi dengan anak tanpa melukai perasaan mereka. Tentunya tidak mudah, semua membutuhkan proses dan latihan yang panjang. Semoga kita bisa berkomunikasi yang baik dengan anak, agar bisa membesarkan anak yang bahagia dan tangguh, seperti orang-orang Denmark. Eits, baca juga ulasanku tentang ini, ya.
Sampai jumpa di pembahasan bagian selanjutnya.. Yuk, kita siapkan kotak peralatan kita mulai sekarang! :)
Buku ini emang wajibb bgt dimiliki oleh para ibu ya mbak. Bagusss aku suka tp agak berat bagiku jd kudu fokus bacanya.
ReplyDeleteMungkin karena terjemahan ya, mb? Aku pun sama. Kadang suka aku ulang biar bener bener paham :D
DeleteMasya Allah dua kali dari yg aku BW menampilkan buku ini. Bakal masuk keranjang nih hehee.
ReplyDeleteTampaknya emang harus banyak belaajr senin komunikasi
Peralatannya banyak juga ya mbak hehe.. bismillah pelan2 disiapkan
Harus mulai dan berani mencoba
Cus mb, bertebaran di market place hehhe
DeleteIya mb, kalo baca sekilas nampak mudah. Tapi kalo dipraktekkan, hmm.... Butuh terbiasa.
Kelemahan buku terjemahan emang gitu mbak, bahasanya kaku. Kita yang terbiasa dengan bahasa slang butuh fast loading untuk paham emang. Kucari deh bukunya. Harga berapa ini?
ReplyDeleteBener mb haha
DeleteLama banget khatamin bukunya karena akunya juga lola kali wkwk
Oh iya, lupa ga cantumin harga.. harganya Rp 115.000 tp aku beli waktu ada diskon d gr*med jd 90an mb.
Buku parenting ini memang banyak yang diminati ya mba.. Saking banyaknya jadi bingung mau pilih yang mana..
ReplyDeleteMakasih mba review bukunya :D
Betul mbm sekarang banyak banget pilihannya ya.
DeleteAku biasanya dari review teman-teman komunitas, baru beli. Hihi
Peralatannya banhak ya mb. Sebagai ornagbtua harus tahunperalatan ini dan harus bisa menggunakannya. Nice book mb.
ReplyDeleteIya pak. Tampam sederhana tapi butuh latihan ekstra untuk menerapkannya..
DeleteMemang buku terjemahan itu ada yang enak dibaca ada juga yang ndak mba.. Malah mending baca buku versi aslinya. Tapi reviewnya mba sendy mantep banget
ReplyDeleteBtw, aku jadi tertarik buat baca ini. Itung-itung nambah ilmu sebelum memasuki masa pernikahan hehehe
Menurutku, wajib banget dibaca dek untuk bekal. Sedia payung sebelum hujan hehe
DeleteAku belum selesai baca buku ini..hehe
ReplyDeleteMakasih reviewnya mbaak
Aku belum kelar bagian dua nya, mb. Hehhe
DeleteSedih bacanya. Jadi teringat dulu anak-anak masih kecil Bunda sering ngegas.
ReplyDeleteMiskin ilmu, dan tak punya referensi bacaan. Masa yang berneda dengan sekarang, referensi bertebaran.
Selamat menikmati masa-masa remping, riweh namun ngangenin
Peluk bunda!
DeleteTidak ada yg salah. Memang dulu dunia parenting dan seputar anak belum terlalu di up seperti sekarang ya, bun.
Ini merupakan buku referensi ku buat skripsi mba heheh
ReplyDeleteWiih keren.. bahas apa dek?
Deletedulu sempet au beli buku ini tapi belum jadi nih mba, anakku lagi di fase bner2 gampang ngambekan, kayaknya butuh baca buku ini juga
ReplyDeletecus mb, siapa tau masih ada flash sale. lumayan harganya potongan mah :D
Delete